Source: http://www.amronbadriza.com/2012/10/cara-membuat-anti-copy-paste-di-blog.html#ixzz2HuwfMhNR

Jumat, 08 Maret 2013


lensa di pasar apung kota BANJARMASIN

Kamis, 07 Maret 2013

Di kalangan pria sering ada bahan guyonan bahwa perempuan memiliki volume otak yang lebih kecil. Dan ternyata guyonan itu ada benarnya. Berdasarkan penelitian ahli saraf University of California dengan rekan-rekan di Madrid, rata-rata otak perempuan delapan persen lebih kecil dari pria. Meski demikian, perempuan lebih efektif menggunakan otaknya ketimbang lelaki. "Wanita lebih efisien menggunakan otaknya," tulis Daily Mail, Ahad, 3 Maret 2013.

Para perempuan pun menggunakan lebih sedikit energi dan sel-sel otak untuk mencapai hal sama yang dipikirkan pria. "Meski energinya sedikit, hasil yang dicapai lebih maksimal ketimbang lelaki."

Satu penyebab perbedaan ini adalah jumlah sel neuron pria dan wanita. Pria memiliki banyak sel neuron yang berfungsi untuk penalaran. Sedangkan perempuan memiliki lebih banyak koneksi antarneuron, sehingga memungkinkan wanita berpikir lebih cepat.

Penelitian ini berangkat dari pertanyaan kenapa perempuan, dengan otak 8 persen lebih kecil, memiliki kecerdasan yang sama seperti pria. Kemudian, para peneliti pun berfokus pada hippocampus, bagian otak yang penting untuk memori dan emosi.

Pada pria, semakin besar hippocampus dan lebih banyak neuron, semakin tinggi tingkat kecerdasan. Namun, pada perempuan, hippocampus yang besar tidak berindikasi pada tingginya kecerdasan. Justru, ukuran kecil hippocampus malah semakin baik.

Profesor Trevor Robbins dari Cambridge University mengatakan, penelitian itu menarik, tetapi butuh pemeriksaan lebih lanjut. Pada penelitian ini, semakin kecil hippocampus perempuan, semakin baik kerjanya. "Ukuran struktur tidak selalu terkait dengan hasil yang lebih baik," kata Robbins. "Bisa jadi ukuran hippocampus yang kecil memiliki neuron yang lebih intens sehingga dapat beroperasi lebih efisien."

Dalam penelitian ini, para ilmuwan mengetes 59 perempuan dan 45 pria, sekitar 18-27 tahun. Mereka menemukan bahwa wanita lebih baik dalam penalaran induktif dan pelacakan perubahan situasi. Sedangkan laki-laki menunjukkan kecakapan lebih besar pada penalaran spasial.

Minggu, 24 Februari 2013


Hasil Karya Desain Anak SMK PGRI SAMPIT dalam Bidang Photography ( Karya ciptaan BAYU ALFIANUR )

Rabu, 23 Januari 2013


Edisi terbaru penerbitan Mading Cerita Lensa SMK PGRI SAMPIT



Fotografi makro adalah salah satu kategori fotografi yang membuat pembesaran terhadap suatu object. Atau bisa dengan kata lain dunia fotografi yang diperkecil kedalam dunia Micro.
Pembesaran tersebut bisa dilakukan dengan medekatkan obect dengan kamera, atau pun dari jarak terentu  dengan  menggunakan lensa tele. dan harus tetap mengusung konsep “Foto yang berbicara” dengan melibatkan unsur komposisi, POI dan keseimbangan.
 
Benda-benda yang dapat di makro adalah:
-    Benda mati/diam
Seperti: sendok/garpu,perhiasan, uang koin, perangko,bunga,miniature mobil2an, souvenir dll.
-     Makhluk hidup
Seperti : serangga, kupu-kupu, bunga tanaman, laba2, dll

Alat bantu untuk fotografi makro:
 
>   Kamera Saku/Prosumer
Dengan kamera saku/prosumer pun kita bisa mengabadikan keindahan sebuah bunga mawar, sebuah kupu2 yang hinggap di bunga  untuk menghisap madunya. Karena saat ini tekhnologi digital telah memungkinkan kita untuk melakukan fotografi makro dengan hasil yang tidak kalah bagusnya dengan kamera professional. Hampir semua kamera saku/prosumer yang sudah menyediakan fasilitas macro (biasanya ditandai dengan lambing gambar bunga tulip). Dan memungkinkan kita memotret dengan jarak focus kamera dan bendanya hingga beberapa sentimeter saja.
Saat ini sudah tersedia filter/alat tambahan yang dapat di pasang di kamera saku didepan lensanya untuk fotografi makro seperti Raynox dan filter lainnya untuk mendapatkan pembesaran yang lebih .
 
>  Kamera SLR (Single Lens Reflex) baik analog maupun digital.
Semua kamera SLRDSLR kini sudah memiliki fasilitas untuk fotografi makro dengan menggunakan lensa yang berbeda-beda , dan biasanya jarak antara focus lensa ke objectnya akan berbeda tergantung jenis lensa yang kita gunakan.
Untuk lensa khusus makro biasanya jarak object ke lensa bisa sampai 20 cm, tapi apabila kita menggunakan lensa tele maka jarak terdekat yang bisa kita dapatkan titik focus biasanya lebih dari 1 meter dari object.
Sekarang telah banyak tersedia alat tambahan berupa filter close up,filter Lup/Raynox dan reverse lens (sebuah lensa yang dimodifikasi) yang di tempelkan didepan lensa, maka jarak antara object dan lensa akan semakin dekat untuk mendapatkan pembesaran lebih dari 1:1. Dan ada juga tele converter dan extension tube yang dipasang diantara lensa dan odi kamera.
 
Pembagian  fotografi makro  menggunakan kamera SLR/DSLR
Umum
  • Menggunakan lensa khusus makro atau lensa  zoom yang  bertanda “bunga tulip”(bisa untuk foto makro )
  • Menggunakan  lensa tele atau lensa normal plus tele converter..
Untuk lebih jelasnya maka lensa2 dibawah ini adalah yang biasa di pergunakan untuk fotografi makro:
  • Lensa Makro Normal : 50mm 
  • Lensa Makro Mid tele : 90-105mm 
  • Lensa Makro Tele : 150-180mm
Ekstrem
  • Memasang lensa tambahan lagi dengan posisi terbalik didepan lensa dengan tambahan sebuah adapter khusus.
  • Menggunakan filter tambahan seperti filter close-up didepan lensa.
  • Memakai filter yang seperti sifatnya  sebuah kaca pembesar/Lup , Raynox,
  • Atau bahkan ada juga yang menambahkan sebuah kaca pembesar yang di lekatkan didepan lensa.
Beberapa hal yang harus diperhatikan selama pemotretan makro adalah:
 
  1. Lighting (sumber cahaya)
    Dibagi dalam 2 :
    - Natural lighting/cahaya alam/Matahari/available light
    - Artifisial lighting (Flash dan lampu studio)
     
  2. Depth Of Field (DoF)
DOF (kedalaman fokus) dalam fotografi makro, ruang ketajaman suatu foto akan indah bisa dilihat jikalau sesuai dengan object yang akan kita abadikan.
Karena semakin dekat jarak antara titik focus kamera dengan object maka akan semakin tipis/sempit DoFnya, ini dapat kita control dengan mengatur bukaan diafraga dari lensa nya. Tentunya kita tak akan menghasilkan foto kupu2 yang hanya tajam dibagian mata saja sementara keindahan dari warna sayapnya menjadi blur.
Jadi jikalau kita ingin mendapatkan DoF yang lebih lebar, tetapi jarak antara lensa dengan objectnya ingin lebih dekat, maka bukaan difragma haruslah di set semakin kecil nilainya (biasanya antara f/5.6 bisa sampai f/16).
Faktor yang mempengaruhi DoF adalah :
    • Panjang Lensa :makin panjang lensa makin tipis DOF yang akan dihasilkan
    • Jarak focus : Makin dekat jarak focus suatu object dari lensa, makin tipis DoF yang akan dihasilkan.
    • Diafragma: Makin besar bukaan lensa (f/2.8) makin tipis DoF yang akan dihasilkan.
Jadi kesimpulannya, DoF yang dihasilkan adalah kombinasi dari ke 3 variabel tsb.
Pada fotografi makro,  DoF  yang akan dihasilkan relative sangatlah tipis (kebalikan dari pemotretan landscape).
 
  1. Fokus
- Auto fokus
- Manual fokus
 
Focusing pada fotografi makro tidaklah sulit apabila kita lakukan pada benda mati/diam. Tapi akan sangatlah sulit jikalau kita melakukannya pada benda yang bergerak seperti serangga yang selalu beterbangan.
Walaupun kini semua lensa sudah dilengkapi dengan fitur auto focus, tapi tidaklah semuanya memiliki kecepatan seperti yang kita harapkan dalam mengikuti object yang bergerak tersebut, jadi manual focusing sangatlah dibutuhkan dalam hal ini.
Setelah cukup terbiasa mendapatkan fokuc yang baik, barulah mencoba mengatur komposisi yang bagus. 
 
  1. Komposisi
Membuat komposisi agar sesuai dengan kaidah “Rule Of Third” sangatlah sulit, karena object yang akan kita foto selalu bergerak dan sangatlah kecil, kadangkala seluruh object tersebut mengisi frame kamera sepenuhnya.
Hanya dengan sering berlatih dan berlatihlah maka akan didapat komposisi yang bagus dan kreatifitas seorang fotografer sangatlah berperan sekali dalam menentukan komposisi antara foreground, background yang mendukung object (POI-Point of Interest) dengan DOF yang pas.
 
  1. Lokasi
-Indoor
Didalam ruangan biasanya menggunakan lampu tambahan seperti flash, ringflash, atau bahkan lampu studio.
- Outdoor
Diluar ruangan kita selalu memanfaatkan cahaya matahari sebagai available lightingnya. Biasanya saat yang tepat untuk memotret makro adalah di pagi hari sampai jam 9 pagi, atau di sore hari jam 3-5 sore.
 
  1. Tripod atau handheld
Disaat penggunaan flash tidak memungkinkan (karena serangga yang akan kita foto akan lari menjauh) maka untuk mendapatkan eksposure yang baik antara bukaan diafragma yang kecil (agar DOFnya lebih lebar) dan shutter speed sementara shutter speed yang kita dapat sangat rendah rendah, maka penggunaan tripod/monopod sangatlah di butuhkan agar hasil fotonya tidak menjadi blur.
Untuk jelasnya apabila shutter speed kita dibawah/lebih rendah/kecil dari 1/FL(Focal length) lensa yang dipergunakan maka sebaiknya pergunakanlah tripod/monopod. Contohnya kita memakai lensa yang 100mm, maka apabila shutter speed yang didapat di kamera 1/60 sebaiknya memakai tripod/monopod agar /object moment yang akan kita abadikan tidak menjadi blur.
Penggunaan tripod sangat membantu dalam pengambilan foto makro terutama disaat cuaca/matahari  tidak sedang terik .
Monopod lebih flexible terutama dalam pengambilan foto makro serangga.
 
  1. Mood dan kesabaran
Memotet adalah seperti halnya kita melukis sebuah kanvas putih, yang akan di lukis dengan menggunakan cahaya. Mood seorang fotografer akan tertuang dikanvas elektronik tersebut  saat mengabadikannya.
Makro fotografi sangatlah menuntut kesabaran yang sangat tinggi dalam memotret sebuah bunga mawar apalagi seekor kupu2/lebah yang sedang sibuk menghisap madu di bunga.
Ingatlah, focus, eksposure dan komposisi dari object yang akan kita lukis di kamera apakah sudah seperti yang akan kita abadikan sesuai dengan mood nya.
 
  1. Moment dan keberuntungan
Moment tidaklah sesulit seperti yang kita bayangkan, kita bisa mempelajari waktu, kebiasaan  dan tempat dari setiap serangga keluar (pada umumnya pagi). Atau saat yang tepat/terbaik kapan sebuah bunga mawar akan mekar.
Kadang kala factor keberuntungan lah yang mempertemukan fotografer dengan objectnya.
Tapi janganlah lupa, jikalau kita tidak mendapatkan object baik dan menarik lantas tidak mau berusaha mengulanginya esok harinya.
Karena kunci dari fotografi makro adalah teerus berlatih dan terus berusaha semaksimal mungkin.
 
Beberapa tips & trik makro fotografi serangga dan bunga. 

^ Pelajari /baca wajah daripada object:
Pada saat memotret makro serangga, buatlah foto saat dia sedang berpose, tunggulah momen saat mata serangga tsb terpaku ke lensa.
Bila memotret bunga, perhatikan dan carilah  sisi terbaik dari penampilan bunga tsb. Apakah harus mengambil angle secara keseluruhan, atau hanya diperlukan bagian kecil seperti putik atau benang sarinya.
Bereksperimenlah dengan berbagai arah dan anglenya.
 
^ Background yang bersih:
Usahakan semaksimalnya BG/background  itu bersih/simple yang mendukung POInya. Kalaupun ingin mendapatkan BG hitam (warna lain) bisa disiasati dengan menggunakan kain berwarna sebagai BGnya.
 
^ Hindari Angin:
Memotret makro pada saat angin bertiup adalah hal yang sia2, karena kita akan mendapatkan hasil yang blur, bisa juga disiasati dengan mengatur shutter speed yang cepat, tapi sebisa mungkin hindarilah memotret makro disaat angin sedang bertiup sehingga akan membuat goyangan pada objectnya.
 
^    Sabar menunggu momen yang tepat:
Pada saat berburu/hunting makro khususnya serangga, usahakan berdiam diri sehingga segala tidak menarik perhatian serangga tsb.
Apabila kita akan mendekati object, usahakan agar gerakan kita tidak membuat serangga tsb melarikan diri meninggalkan kita.
Dan apabila memotret  serangga yang menempel pada bunga, cari posisi yang tepat pada saat dia sedang menghisap madu atau pada saat dia keluar dari bunga adalah moment yang sangat bagus untuk diabadikan.
 
^     Tahan napas saat menekan shutter kamera.
Membuat posisi spt segitiga antara lengan dan siku yang ditempel kedada kita akan memperkokoh pegangan kamera, ditambah dengan menahan napas sesaat pada waktu menekan shutter kamera akan mengurangi kemungkinan kamera shake dan bisa menghindari hasil foto yang blur/shake.
 
^     Tambahan cahaya:
Walaupun cahaya tambahan seperti flash adalah tidak dianjurkan, tapi jika dengan menggunakan diffuser atau peredam cahaya pada flash akan membuat halus hasil fotonya dan tidak akan terlau keras kontras yang dihasilkan pada objectnya.
Hindari direct flash ,atau tambahkan difusser pada flash, atau  gunakan tekhnik bouncing untuk mendapatkan dimensi dari object .

Sumber: Dasar-dasar fotografi makro oleh  Anif Putramijaya dari fotografer.net

Fotografi makro adalah fotografi dengan jarak sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi namun tidak memerlukan bantuan alat pembesar optik seperti mikroskop. Fotografi makro biasanya memiliki rasio 1:1 yaitu besar gambar yang dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya. Sebagai contoh, pada film 35 mm, lensa harus dapat fokus pada area sekecil 24×36 mm, yaitu ukuran gambar pada film.
Untuk fotografi makro, lensa makro adalah pilihan yang tepat. Lensa tipe ini biasanya memiliki perbesaran 1:1 atau bahkan lebih. Namun sayang, lensa makro identik dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, anda dapat menggunakan alternatif lain seperti menggunakan extension tube, reverse ring atau filter close up. Berikut adalah cara cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan foto makro dengan biaya yang murah.
Cara pertama adalah dengan Filter close up.Filter close up adalah filter yang dipasang di depan lensa (seperti filter biasa) yang fungsinya seperti kaca pembesar yhang berguna untuk mendapatkan pembesaran fokus yang diinginkan. Dengan cara ini walaupun tidak memiliki lensa makro, dengan lensa kit biasa juga sudah bisa digunakan untukfoto makro.
Cara kedua adalah menggunakan reverse ring. Sebenarnya cara kerjanya reverse ring ini sama dengan membalik lensa agar bisa digunakan untuk foto makro. Reverse ring hanya sebuah alat bantu yang funsingnya untuk menyatukan badan kamera dengan lensa yang dibalik.
Cara ketiga adalah dengan makro extention tube. Extention tube ini berbentuk seperti pipa yang dipasang di antara badan kamera dengan lensa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan jarak fokus yang lebih dekat agar bisa fokus untuk memotret benda yang kecil.
Gunakanlah Aperture Sempit
Mengeksekusi foto makro biasanya dilakukan dengan jarang yang sangat dekat. Dan foto yang dihasilkan akan memiliki ruang tajam (DoF) yang sangat sempit. Oleh karena itu, gunakanlah aperture sempit (f/8 keatas) untuk memperluas ruang tajam yang didapat.
Cobalah untuk tidak menggunakan ISO tinggi
Jika alat yang anda pergunakan tidak memungkinkan mendapatkan perbesaran yang wah, dan berniat melakukan perbesaran dengan cara cropping, cobalah untuk tidak menggunakan ISO terlalu tinggi. ISO yang terlalu tinggi akan menimbulkan grain pada hasil foto, terlebih ketika anda melakukan cropping. Grain juga cenderung mengurangi ketajaman foto.
Pastikan kamera tidak shake/goyang
DoF yang sempit pada foto makro berdampak pada susahnya untuk melakukan fokus pada objek. Sedikit guncangan saja, maka fokus dipastikan dapat meleset. Untuk mengatasi ini, pastikan kamera tidak mengalami shake ketika akan melakukan eksekusi. Anda dapat menggunakan tripod jika ingin. Namun hal ini bisa diatasi dengan menggunakan speed tinggi diatas 1/125. Hal ini juga berguna untuk mengantisipasi pergerakan serangga.
Gunakan bantuan cahaya lampu flash
Foto makro yang dihasilkan dengan cahaya alami tentu saja sangat baik. Namun saya jarang sekali dapat mengeksekusi foto makro dengan setingan aperture sempit – ISO rendah – speed tinggi tanpa bantuan flash. Jika anda tidak memiliki external flash, anda dapat menggunakan internal flash pada kamera.
Cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus
Untuk mendapatkan perbesaran maksimal, cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus. Caranya, setting lensa anda pada manual fokus, dan gunakan titik fokus terdekat. Lalu temukan fokus yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa di depan objek hingga mendapatkan fokus yang pas.

Senin, 14 Januari 2013



Sekilas dilihat, sosoknya terkesan asyik dan seru. Dialah Danto, seorang alumni Padmanaba 60 yang sukses dengan bisnisnya di bidang fotografi.  Meski terbilang masih cukup muda, bisnisnya sudah berdiri mantap. Kini, ia telah menjadi Direktur Utama Colorful Photography. Wirausaha yang ia ciptakan bersama seorang investor dan enam partner lainnya tiga tahun yang lalu.
Laki-laki bernama lengkap Danto Adityo Laksono ini sebenarnya lulusan teknik elektro. Lantas apa yang membuatnya beralih pada dunia bisnis? Jawabannya adalah passion. Prinsipnya, bekerjalah sesuai dengan hobi atau passionmu.
Menemukan kesenangan atau hobi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menemukan di mana passionmu, juga bukan hal yang mudah. Perjalanan yang cukup panjang dialami oleh Danto. Awalnya, ia sempat mengajar les privat. Matematika, fisika, kimia. Mengajar adalah kesukaannya dan sempat ia lakoni kurang lebih satu tahun. Selanjutnya, ia mendirikan lapangan futsal, karena futsal juga merupakan hobinya. Hingga kini, bisnis lapangan futsal masih berjalan. Bisnis warung mie ayam bahkan sempat dijalankannya juga, kurang lebih setengah tahun. Dikorbankan karena harus fokus pada skripsi dan tentu saja pada Colorful Photography. Passion Danto yang sebenarnya.
Menjabat sebaagai direktur utama suatu perusahaan tidak lantas membuatnya lepas tangan. Bisnis tidak akan berkembang tanpa campur tangan direktur. Direktur yang baik selalu turun tangan dalam bentuk memberi pengarahan, strategi, atau pun motivasi. Hal itu lah yang dilakukan oleh Danto. Kini Colorful Photography memiliki kurang lebih lima puluh personil yang ahli di bidang mereka masing-masing.
“Ada hadist yang mengatakan ‘sembilan dari sepuluh pintu rezeki berada di perniagaan’,” ucapnya. Begitulah kira-kira gambaran kemantapan Danto pada bisnisnya. Dengan dukungan penuh dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya, Colorful Photography mencoba mengepakkan sayapnya. Perusahaan yang juga bergerak di bidang advertising, company, visual art solution, dan juga branding ini setelah memiliki dua kantor di Yogyakarta, yaitu di Jalan Urip Sumoharjo dan Baciro, akan mencoba membuka cabang di Jakarta.
Semua itu memang tak mudah untuk dilakukan. Kata Danto hambatan dan rintangan selalu ada. Hambatan internal tentang personil-personil, hambatan market, seperti pasar yang sedang sepi, hingga hambatan dari studio sendiri, seperti lampu yang mati pasti akan ada. Namun semua masalah tentu ada solusinya. Syukurlah, hingga kini belum ada hambatan yang membuat Colorful Photography menjadi stagnant.
Lalu, apakah kiat sukses berbisnis?  Berani, kreatif, dan jangan takut gagal, begitu jawabnya. Tak lupa pula dengan berani menciptakan hal-hal baru. Ia juga berkata bahwa berorganisasilah yang membentuknya menjadi pribadi yang lebih berani berpendapat dan kreatif. Di organisasi ini juga dibentuk leadership dan kemampuan komunikasi kita.  Organisasi akan mengajarkan kita untuk memanage dan  mengorganize.
Danto berpesan untuk para anak-anak muda bangsa untuk terus bergerak membuat kegiatan yang positif, belajar berorganisasi atau berlatih berbinis, mencari teman sebanyak-banyaknya, berkarya sebaik mungkin, dan jangan lupa belajar, sedikit-sedikit tetapi. Yang terpenting adalah pengembangan soft skillmenurutnya. Itulah yang dibutuhkan di kehidupan nyata.
(Afiannisa Viersanova dan Alifiani Nabilah Putranti, Padmanaba69)

Minggu, 13 Januari 2013

1. Depth of field (ruang tajam)
Hal-hal yang mempengaruhi ruang tajam:
-Jarak pemotretan (jauh=luas, dekat=sempit)
-Bukaan diafragma (kecil=luas, besar=sempit)
-Jarak fokus lensa /focal length (tele=sempit, wide=luas, normal=bisa diatur)
[Image: 1.jpg]
Contoh foto dengan teknik depth of field

2. Panning
-Panning adalah salah satu cara untuk memberikan kesan gerak pada foto.
-Ketika melakukan panning, anda harus mengikuti objek selama membidik.
-Hasil foto menjadikan objek menjadi relatif tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur.
-Untuk mendapatkan foto panning secara maksimal; dengan speed rendah (8-60), dan pakailah tripod (kaki tiga).
[Image: 3.jpg]
Contoh foto dengan teknik panning

3. Slow & stop action
-Slow action : salah satu teknik fotografi yang bertujuan memperlihatkan/menangkap gerakan objek. Biasanya digunakan kecepatan rendah, antara 1/30 sampai 1 detik
-Stop action : kebalikan dari slow, yaitu teknik fotografi untuk bertujuan membekukan gerak objek. Biasanya digunakan kecepatan tinggi, antara 1/125 sampai 1/4000 atau lebih.
[Image: 4.jpg]
Contoh foto dengan teknik slow action

Data teknis:
-Kamera : Nikon FM10
-Lensa : 35 – 70 mm
-Speed : 8
-Diafragma : 3,5
-ASA : 200
-Lokasi : TBS
[Image: 5.jpg]
Contoh foto dengan teknik slow action

Kamera : Canon 30D, speed : 10, diapragma : 5,6 ASA: 1600
[Image: 6.jpg]
Contoh foto dengan teknik stop action

Data teknis:
-Kamera : Nikon D100 Digital
-Lensa : 28 – 105 mm Nikkor D
-Speed : 125 (with soft box)
-Diafragma : 16
-ASA : 200

4. Zooming
-Zooming adalah teknik foto untuk memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa.
-Perubahan panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom.
-Untuk mendapatkan kesan gerak, anda harus menggunakan kecepatan rana tidak lebih dari 1/30 detik.
-Untuk mendapatkan foto zooming secara maksimal, pakailah tripod (kaki tiga)

Data teknis:
-Kamera : Nikon D100 Digital
-Lensa : 28 – 80 Nikkor D
-Speed : 5 (with flash)
-Diafragma : 3.5
-ASA : 400
-White balance : flash
[Image: 8.jpg]
Contoh foto dengan teknik zooming

5. Bulb
-Kecepatan rana dapat diatur sesuai dengan waktu yang kita inginkan.
-Teknik ini dilakukan dengan menahan tombol pelepas rana dengan lebih lama.
-Untuk mendapatkan hasil foto bulb secara maksimal, dapat digunakan kabel release dan tripod.
-Misal, kita mempergunakan kecepatan 30 detik sampai habis waktu perekaman cahaya.
[Image: 11.jpg]
Contoh foto dengan teknik bulb

Footer Widget 3

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Postingan Populer